Minggu, 23 Mei 2010

Berburu Kanguru di Taman Nasional Wasur

Siang itu panas cukup terik ketika kami kembali dari perbatasan RI-PNG menyusuri satu satunya jalan lintas yang membelah taman nasional wasur di merauke, kurang lebih 80 kilometer jalan lurus dan panjang menghadirkan pemandangan yang eksotis, fatamorgana,pohon eucalyptus dan rawa yang berada pada dua sisi jalan raya..terkadang pandangan terhalang oleh asap kebakaran akibat kebakaran hutan yang sering terjadi jika musim kering,..sesekali kami berpapasan dengan truk, mobil jip 4x4 atau angkutan antar kota yang melayani daerah itu,.merauke-sota PP atau yang paling jauh merauke-boven digul PP.. Saat itu bulan puasa tahun 2009 , aku, yanti dan heryanto masih tetap menjalankan puasa walau harus shooting di daerah yang panasnya bukan main,(semalam kami bertiga tidak sahur karena ketiduran)bayangkan,tanpa sahur harus membuat liputan tentang pembauran suku di perbatasan RI-PNG, Sota menjadi suatu tantangan tersendiri, panas menyengat serasa seluruh cairan tubuh ini menguap ke udara sehingga untuk menelan liur saja susah,sekembali dari sota dengan menggunakan mobil kijang innova ber AC ,membuat kami benar benar menikmati sejuknya AC.!! kami lebih memilih tidur daripada melihat suguhan keindahan alam TN wasur. Memang kata orang kalau jodoh,tetap saja pasti ketemu..secara kebetulan aku terbangun membetulkan dudukku di mobil, sambil menengok keluar jendela kulihat ada anak anak kecil yang berenang di rawa ditepi ,tak jauh kulihat ada seorang wanita tengah membuat sagu.sesaat kuminta mobil untuk berhenti dan turun menyapa mereka, mungkin saja ada sesuatu yang bisa kami rekam tentang suku mereka.. suku kanum yang sengaja bermukim di daerah situ selama beberapa minggu untuk memetik daun kayu putih.seluruh keluarga diboyong ke hutan untuk memetik daun kayu putih mulai dari kakek yang umurnya 80an sampai anak bayi yang baru beberapa minggu..siangnya mereka memetik daun kayu putih dan membuat sagu dan malam hari berburu saham atau nama lain untuk kanguru. Seorang lelaki paruh baya dengan rambut gimbal gaya bob marley duduk diantara pemuda kanum di tumpukan dedaunan kayu putih,Vitalis namanya. vitalis merupakan orang yang dituakan disitu,.mereka juga welcome dengan kehadiran kita,bahkan mereka mengajak bermalam jika mau melihat bagaimana mereka berburu kanguru.,.pucuk dicinta ulam tiba,langsung saja kami mengiyakan ajakan ini,.konon dulu ada sebuah stasiun televisi dari norwegia yang ingin mendokumentasikan perburuan kanguru dengan mereka, ditolak walaupun akan membayar mahal.cuma ada syaratnya, kita harus membeli sirih pinang sebagai tanda kalau kita mau masuk bersama mereka,puluhan buah baterai lampu senter untuk kebutuhan berburu. Vitalis juga akan berdoa dan bertanya kepada leluhurnya dulu apakah kita diijinkan atau tidak,hal ini merupakan kebiasaan dan adat orang kanum. Kami putuskan kembali ke merauke dulu untuk menyiapkan segala keperluan tersebut, sesampainya di pasar kami membeli semua pesanan mereka dan tentunya rokok , biskuit dan sembako untuk mereka. selepas berbuka puasa dengan es pisang ijo di pasar merauke, kami bersiap utnuk kembali ke TN Wasur. sekitar jam 21.30 kami sudah bergabung dengan orang orang kanum di Wasur, Vitalis terlihat menyambut kami seraya memegang segelas wati (minuman keras khas merauke)mengajak kami mencoba wati,.."cobalah ini enak buat berburu" wahh mau berburu harus mabuk dulu,ngga lah! yang lebih takjub lagi wati itu diminum dengan rumah semut yang masih ada semutnya,.apa rasanya ya? katanya sih pedas pedas gitulah! konon itu obat bagi mereka,.. vitalis bilang dari hasil terawangannya kita diijinkan berburu malam ini,..Setelah membagi semua sirih pinang,tembakau dan baterei kesuluruh peserta kita mulai berjalan masuk ke hutan. landscape hutan TN Wasur datar dan ditumbuhi pohon kayu putih dan banyak musamus atau rumah semut yang tingginya bisa mencapai 5 meteran.lama kelamaan dalam hutan ini pemandangan mulai terlihat sama bagi kami, sepertinya kalau disuruh kembali pastilah kesasar karena disorientasi. Hampir satu jam kami menjelajah dalam hutan belum ada tanda tanda akan ada kanguru,hery dan yanti mengingatkanku kalau dalam waktu beberapa menit lagi tidak menemukan kanguru kita harus balik kanan saja alias pulang. kupikir tanggung lah sekali basah yaa mandi sekali, pulang sudah jauh, siapa juga yang mau mengantarkan kami?..tak lama vitalis bilang kalau kita hening sejenak sepertinya ada saham yang lewat..memang cara berburu saham atau kanguru memiliki cara tersindiri dan unik..pemburu terdiri dari tim senter dan tukang tebas. Tim senter biasa terdiri 5 sampai 8 orang sementara tukang tebas bisa 1 atau 2 dengan keahlian khusus. Para pemburu berjalan secara horisontal dengan menempatkan tukang tebas berada ditengah. jika sudah terlihat kanguru tim senter akan menyoroti mata kanguru dari berbagai arah dengan begitu kanguru akan bingung dan terdiam sejenak, kesempatan itu tukang tebas bergerak mendekati kanguru yang yang bingung,uniknya tukang tebas harus melepas celananya untuk menghindari bunyi gesekan kain,bergerak mendekati kanguru juga dengan lompatan menyerupai kanguru serta meniup peluit dari batang bambu sehingga menimbulkan suara seperti kanguru, setelah dekat maka ditebaslah kanguru itu dengan parang ,... walaupun kanguru sebagai satwa yang dilindungi, tapi di taman nasional wasur kita dibolehkan berburu kanguru dengan senjata tradisional, berapapun maunya asalkan jangan memakai senjata api,itu terlarang dan bisa ditangkap polisi hutan. "Mereka sudah dapat saham" tukas vitalis,rasanya tak sabar ingin melihat hasil buruan pertama, tak lama sorotan sorotan senter itu semakin mendekat ke kami dan yohanes,tukang tebas terlihat sudah menggendong seekor kanguru dengan punggung terbuka bekas tebasan parang,dengan bangga yohanes menunjukan hasil buruannya, seekor betina dengan bayinya yang masih merah dan belum berbulu pada kantong perutnya,melihat bayi yang sebesar 10 centimeter itu muncul perasaan bersalah terhadap induk kanguru ini, "kenapa yang induk dibunuh pak" tanya yanti pada yohanes,..sambil tersenyum yohanes menjawab bahwa dalam gelap kita tidak bisa bedakan mana yang induk dan jantan...pokoknya ada mata kita tebas! Semakin larut dan jauh kedalam hutan kita berburu hingga pukul 2.30 dinihari, malam itu kita mendapat 3 kanguru, satu kanguru hidup yang ditangkap dan seekor babi hutan. setelah lelah berjalan kaki kurang lebih 4 jam setengah di dalam taman nasional wasur membuat kita semakin jauh untuk kembali,bahkan rombongan vitalis pun sedikit disorientasi dan kehilangan arah sehingga kita keluar sangat jauh dari tempat kita semula, tak terasa punggung kananku mulai memar akibar shoulder pad camera yang menggantung sejak berangkat.belum lagi semua lampu senter sudah tidak bisa lagi menyala karena habis, sehingga kami masing masing menggunakan handphone sebagai pengganti lampu senter. Butuh lebih dari satu setengah jam untuk kembali ke menemukan jalan aspal merauke-sota.begitu kami jumpai aspal bukan main senangnya karena berarti sebentar lagi kita akan sampai,..hasil buruan kanguru diletakan di aspal,kurebahkan badanku pada aspal yang yang lembab sambil menatap bintang, sangat cerah malam itu hingga semua rasi bintang dapat terlihat olehku...."disinilah 16 tahun lalu aku pertama kali melihat kanguru melintas di aspal TN Wasur pada tugas pertamaku di merauke,kini aku bisa melihat hasil buruan kami di jalan yang sama" masyaAllah engkau masih mengijinkan aku hidup menikmati nikmatmu hingga hari ini....(selesai)

1 komentar: